Event Jogja Muslimahpreneur Community - "Berdagang ala Rasulullah SAW dan Khadijah RA"

Februari 05, 2015

Event Jogja Muslimahpreneur Community - "Berdagang ala Rasulullah SAW dan Khadijah RA"

Alhamdulillah telah diselenggarakan #pengajianJMPComm dipands lt 3 jl. C simanjuntak yogyakarta. Kajian kali ini diisi oleh ustadzah nunung dengan tema "Berniaga ala Rasulullah saw dan Khadijah ra". Beliau mengawali dengan bercerita mengenai masa kecilnya yang sudah secara alami terdidik bermental pengusaha. Orang tua berdagang di pasar, dan beliau diminta untuk menjaga toko bahkan disaat Lebaran. Sedari kecil beliau sudah mengerti soal cashflow, bagaimana memasarkan barang, negosiasi, bargaining, serta cara mendisplay barang. Bahkan juga sampai bagaimana mengelola diri ketika barang dagangan belum laku, padahal pedagang disebelahnya sudah kelarisan. Pengalaman berdagang dipasar tersebut membentuk karakter yang kuat pada diri sampai dengan bernjak dewasa.

Pertama. Daya juang tinggi untuk hidup, juga optimisme. Jika menemui masalah beliau terbiasa untuk tidak mengeluh atau cengeng. Tetapi justru melihat masalah sebagai peluanga untuk membuat perubahan yang lebih baik.

Kedua. Bargaining position. Bila menghadapi masalah, kita tidak boleh pasrah saja, tapi harus fight mencari cara terbaik untuk menemukan solusi.

Memasuki kebagian berniaga ala Rasulullah, ustadzah nunung menyebutkan beberapa ayat alquran yaitu surat as-shaff ayat 10-12, (surat ke 61, juz 28).

"wahai orang2 yang beriman. maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?"

"(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

"Niscaya Allah mengampuni dosa - dosamu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan ketempat - tempat

tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. itulah kemenangan yang agung."

Di ayat ini, Allah menunjukkan bagaimana seharusnya kita berbisnis. Bisnis yang menjadi penyelamat kita dari siksa, pengampun dosa, dan memasukkan kita ke surga.

1. Dengan dasar iman kepada Allah. Bahwa rizki sudah Allah atur, tugas seorang hamba hanyalah ikhtiar. Jika sampai harus shodaqoh dalam bisnis, maka kita hanya perlu yakin tidak akan merugi, malah Allah akan balas berlipat lipat.

2. Dengan dasar iman kepada Rasulullah. Dalam berbisnis, Rasulullah sudah mempraktekkan yang terbaik, kita hanya perlu menerapkannya dalam bisnis kita.

3. Untuk berjihad di jalan Allah. Berbisnis untuk membela agama Allah, bukan semata keuntungan pribadi. Sebuah hadits menegaskan pula: Harta akan menjadi lebih baik apabila dipegag oleh orang sholeh.

Dalam berniaga harus pula suka sama suka. jangan sampai ada ketidakikhlasan yang timbul. Misal dalam tawar menawar, pembeli tidak boleh menawar dengan sangat rendah sehingga penjual akhirnya terpaksa menyerahkan barangnya.

Pertanyaan dari peserta

1. Bagaimana pengelolaan keuangan bisnis kita, sejauh apa istri boleh menggunakan uang hasil usaha tanpa seizin suami?

Hasil usaha dari jerih payah istri sepenuhnya adalah hak istri mau dipergunakan untuk apa. Tetapi ada baiknya jika dikomunikasikan terlebih dahulu.

2. Bagaimana menghadapi ketidakikhlasan saat menghadapi customer yang budget lebih rendah dari harga barang yang kita jual?

Dari awal kita sudah mengalokasikan waktu, dana, atau porsi makanan (misal kuliner) yang mau kita "ikhlaskan". Jika sudah melebihi alokasi itu, kita bisa menolak dengan cara sebaik-baiknya.

3. Bagaimana bila ragu-ragu membuka bisnis kuliner karena takut digunakan untuk tempat pacaran?

Pertama-tama buka saja dulu bisnisnya, bila terjadi hal yang kita khawatirkan kita bisa menuliskan larangan di tempat usaha.

written by AyuKinanti - QiQi